Written by admin
(Bogor, MADINA): Proses globalisasi
dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi dampak terhadap nilai-nilai
sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan
yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Akibatnya,
gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Sayangnya,
banyak orang yang tidak menyadari jika mereka mungkin mengalami masalah
kesehatan jiwa, karena masalah kesehatan jiwa bukan hanya gangguan jiwa berat
saja. Justru gejala seperti depresi dan cemas kurang dikenali masyarakat
sebagai masalah kesehatan jiwa.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) pada Puncak Peringatan Hari Kesehatan
Jiwa Sedunia (HKJS) Tahun 2008 di halaman kantor Walikota Bogor, 20-10-2008..
Hadir dalam acara ini para Pejabat di lingkungan Depkes, Depdagri, Depsos,
Depdiknas, Depag, Perwakilan WHO Indonesia, dan LSM.
Lebih lanjut dikatakan Menkes, masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin ditanggulangi oleh sektor kesehatan saja. Mutu SDM tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang namun juga perlu memperhatikan 3 aspek dasar yaitu fisik/jasmani (organo biologis), mental-emosional/jiwa (psikoedukatif), dan sosial-budaya/lingkungan (sosiokultural).
Lebih lanjut dikatakan Menkes, masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin ditanggulangi oleh sektor kesehatan saja. Mutu SDM tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang namun juga perlu memperhatikan 3 aspek dasar yaitu fisik/jasmani (organo biologis), mental-emosional/jiwa (psikoedukatif), dan sosial-budaya/lingkungan (sosiokultural).
Dalam kesempatan tersebut, Menkes
menyampaikan 5 pesan mengenai kesehatan jiwa Indonesia, yaitu :
- Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan;
tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa.
- Status kesehatan jiwa individu sangat menentukan
kualitas hidup, karena status kesehatan jiwa yang buruk akan menurunkan
indeks pembangunan manusia Indonesia.
- Kesehatan jiwa harus terintegrasi ke dalam semua aspek
kesehatan, kebijakan publik, perencanaan sistem kesehatan serta pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan.
- Penanggulangan masalah kesehatan jiwa merupakan
tanggung jawab pemerintah dan masyrakat, sektor swasta, lembaga swadaya
masyarakat serta penderita dan keluarganya.
- Setiap warga negara harus memelihara kesehatan jiwa dan
raganya agar dapat hidup dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan
negara.
Menurut Menkes, ke-5 pesan ini telah
dilaksanakan di beberapa wilayah seperti di Kelurahan Sindang Barang, Kota
Bogor, Jakarta Barat, dan 8 Kab/Kota ada di provinsi Nangro Aceh Darussalam.
Kepada wilayah-wilayah tersebut, Menkes memberi penghargaan melalui pencanangan
desa peduli kesehatan jiwa.
Menkes menyebutkan beberapa kategori
wilayah yang peduli kesehatan jiwa, diantaranya yaitu:
- Telah melaksanakan musyawarah masyarakat desa yang
dihadiri perwakilan aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
wanita dan membuat keputusan menjadikan desanya sebagai desa peduli
kesehatan jiwa;
- Memiliki kader kesehatan jiwa terlatih sesuai standar
kesehatan jiwa masyarakat, jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk desa
(1 kader kesehatan jiwa untuk 15-20 kepala keluarga);
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan kesehatan jiwa yang
meliputi: deteksi kesehatan jiwa keluarga, penyuluhan kesehatan jiwa, terapi
pasien gangguan jiwa, terapi aktivitas kelompok yang dilaksanakan oleh
perawat kesehatan jiwa, dan rehabilitasi pasien gangguan jiwa di desa; dan
- Memiliki standar administratif berupa struktur
organisasi dan catatan kegiatan upaya kesehatan jiwa.
Sementara itu, Dirjen Bina Pelayanan
Medik yang juga Ketua Panitia Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, dr. Farid
W. Husein menyampaikan, peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2008 dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kesehatan jiwa yang ada di
masyarakat serta mengurangi stigma terhadap gangguan jiwa.
Pada acara ini, dilakukan
serangkaian kegiatan, diantaranya yaitu pertunjukkan tari dan musik Rampak
Gendang oleh RS. Marzoeki Mahdi Bogor, drama tentang Kesehatan Jiwa di
Masyarakat oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI, pemutaran film
dokumenter kesehatan jiwa, serta pameran hasil karya, foto dan lukisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar